Sayatan luka darimu
cukup membuat rintihan ku tertawa,
Lontaran balutan fitnah mu
kini telah sembuhkan lumpuhku,
Dengungan akor.akor derapmu
memperkukuh nadiku yang terabai,
Curahan tangis awan gajah pun
tak mampu berpihak pada kepalsuan hatimu,
Daku tergelak
kala sadari
pelangi membias seperdelapan dioptri
khianati pemujaanmu,
Riakan engsel duka kini meluntur
melebur dalam bui senyumanku,
Aku tetap tahu diri,
Mereka membelot dari asungan pasungmu,
Bukan mengias pihakan padaku,
Tapi sebagai kikisan,
Rintisan serpih tangis
yang mengukir indah desau waduk dusta
antara kita,
bahwa kita sama sama terluka,
Juga ultimatum cuka,
Bahwa ini tak lebih
dari peperangan beku nan membisu,
Yang jelas.jelas empedu . . . .
28 april 2010
11.57
Sunday, May 30, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment