Sunday, May 30, 2010

☆★ ☆malam_bimbang☆ ★☆

Kerlipan bintang merangkul kedipan kunang.kunang,
berdansa riang di atas hamparan hampa permadani
jiwa,
bermandikan udara angkuh yang meng.es,
keras, juga dingin

gersangnya daun.daun gugur melulur peluh pucat pasi,
trauma merekah,
khawatir kian merebak,
kegerahan membeku,
bagai waktu tergores salju,
gemerisik ranting mersik,
bersenandung berisik,
dalam guratan sunyi tanpa sisik,
kala perbatasan detik berdentang berdiri tanpa musik,

setelahnya,
mati,
huru.hara erangan kebencian sepi,
hiruk.pikuk sia berceloteh tak mampu berkicau lagi,
segalanya tertegun kini,
pun jemariku,
terbata.bata dalam lugu,
meraba.raba dalam ragu,
didepanku,
pangeran katak berlagu,
berduet dinding yang tak rapuh,
teruntuk jangkrik yang berderik canggung,
tentang bulan yang tak sanggup tersedu...
___ ___



28 .apr. '10
11.29

.. A dark liquid hurty ..

Sayatan luka darimu
cukup membuat rintihan ku tertawa,

Lontaran balutan fitnah mu
kini telah sembuhkan lumpuhku,

Dengungan akor.akor derapmu
memperkukuh nadiku yang terabai,

Curahan tangis awan gajah pun
tak mampu berpihak pada kepalsuan hatimu,

Daku tergelak
kala sadari
pelangi membias seperdelapan dioptri
khianati pemujaanmu,

Riakan engsel duka kini meluntur
melebur dalam bui senyumanku,

Aku tetap tahu diri,

Mereka membelot dari asungan pasungmu,

Bukan mengias pihakan padaku,

Tapi sebagai kikisan,

Rintisan serpih tangis
yang mengukir indah desau waduk dusta
antara kita,

bahwa kita sama sama terluka,

Juga ultimatum cuka,

Bahwa ini tak lebih
dari peperangan beku nan membisu,

Yang jelas.jelas empedu . . . .






28 april 2010

11.57

¤. Dekoran akor dinihari .¤

nafas beku sang bintang panas nan benderang,
kini mengusik pagi sembabku

bulan terlelap yang berjaga,
seolah tak sadar,
bahwa ku masih ada di sini,
masih berizin menghirup kebeningan hawaNya

dan awan mendung,
yang ku kira kan pojokkan ku dengan kiriman kabut kutubnya,
ternyata berharap,
aku tersudut, kemudian kan membuka lebar kebutaan indraku...

Ya,
mereka tak sepenuh nya memusuhiku,
meski juga tak sepenuhnya mengertiku

Pun jangkrik,
hewan kecil ini juga tak luput dari deretan pembenciku,
serangga maya yang hanya ku tahu suaranya,
tetap bertahan rahasiakan senyumsinisnya,
benar,
ia hanya ingin berorkestra dengan para prajurit malam,
tuk temani kesunyian laskar detik hari,

Dan aku sadar,
mereka tak sepenuhnya salah,
begitupun aku....

Suara langkah mentari sayup.sayup terdengar,
dikejauhan sana, raja malam mulai cemas ntuk tinggalkan singasana,

Tapi, aku,
disini masih tenggelam dalam hiruk pikuk kecewaku,,,,






525


barabeku, april, 9th 2010

_a rainy day_

Hujan telah berhenti menghujam,
Guyuran luka ku pun perlahan mengering,
kini,
yang tersisa hanyalah puing rinai anai-anai yg perlahan mnganak sungai,
membelai lembab sang aspal yang terbaring bisu,
kubah kelabu itu mulai tersibak,
mencoba selipkan keping-keping bintang disela_sela rerimbunan embunnya,
hujan itu bahagia,
benarkah?
Aku benci hujan,
aku benci,
dikala sdar,
telaga maya itu kmbli meluap,
meskipun stlhny akan muncul rona2 kewarnaan,
ya,
percuma,
ia akan segera raib kala tersaingi kemilau silau sang mentari
siluet garis_garis impian itu tak kan mampu temani purnamaku,
fatamorgana_fatamorgana itu hanya lewat sebagai awan duka di pupilku,
dan selanjutnya,
hanya datang memintas luka di hari kuyup ini.....
Benar,
meski bgtu,
ku hrs mncoba,
bertahan,
mngambang dalam kurungan kabut lubuk debu yg berkubang di alamku,
terpaksa percaya dalam kurungan jeruji kaca,
dan harus mengakui kataklismik nafasku ::

hujan itu, memang kebahagiaan....


31 maret 2010

0204 0745